twitter
rss

Dracula sang penyula umat Islam pada perang salib.
Kau pasti pernah mendengar nama Dracula. Siapakah sebenarnya Dracula itu?
Pasti dibenakmu akan muncul bahwa Dracula itu merupakan sosok vampire yang haus darah manusia.
Semua itu salah!
Kau harus tau sejarah sebenarnya tentang Dracula. Betapa kejamnya Dracula di abad pertengahan lalu. Untuk membaca selengkapnya Klik link berikut : Read more
Nama aslinya Vlad Tapes. Dia lahir sekitar bulan Desember 1431 di Benteng sighisoara, Transylvania, Rumania. Ayahnya bernama Basarab (Vlad II), yang terkenal dengan sebutan Vlad Dracul, karena keanggotaannya dalam Orde Naga. Dalam bahasa Rumania, “Dracul” artinya naga. Sedangkan akhiran “ulea” artinya anak dari. Jadi, dari gabungan kedua kata itu , Vlad Tapes dipanggil dengan nama Vlad Draculea (dalam bahasa Inggris di baca Dracula) yang artinya anak dari sang naga.
Ayah Dracula adalah seorang panglima militer yang lebih sering berada dimadan perang dari pada dirumah. Oleh sbab itu, Dracula hanya mengenal sosok Ibu, Cneajna (seorang bangsawan dari kerajaan Moldavia). Sang ibu memang memberikan kasih saying dan pendidikan bagi Dracula. Namun, itu tidak mencukupi untuk menghadapi situasi mencekam di wallacia saat itu. Pembantaian sudah menjadi tontonan harian Dracula. Seorang raja yang semalam masih berkuasa, di pagi hari kepalanya sudah diarak keliling ke kota oleh pemberontak.
Pada usia 11 tahun, Dracula bersama adiknya Radu dikirim ke Turki. Hal ini dilakukan sang Ayah sebagai jaminan kesetiaannya kepada kerajaan Turki Ottonom yang telah membantunya merebut tahta Wallacia dari tangan Janos Hunyadi. Selama diturki, kakak beradik ini memeluk Islam., bahkan mereka juga sekolah di madrasah untuk beljar ilmu agama. Tak seperti adiknya (Radu) yang belajar dengan tekun, Dracula justru sering mencuri waktu untuk melihat eksekusi hukuman mati di alun-alun. Begitu senangnya dia melihat kepala-kepala tanpa badan dipancang diujung tombak. Sampai-sampai sehari saja apabila dia tidak melihat eksekusi hukuman mati, maka di akan segera menangkap burung atau tikus, kemudian menyiksanya dengan tombak kecil sampai mati.
Dengan status muslimnya, Dracula mempunyai kesempatan belajar kemiliteran pada para prajurit Turki yang terkenal handal dalam berperang. Dalam wktu singkat dia bisa menguasai seni berperang turki, bahkan melebihi kemampuan prajurit turki lainnya. Hal ini menarik perhatian Sultan Muhammad II (di Eropa disebut Sultan Mahmed II).Pada tahun 1448 M, kematian Ayah dan kakaknya, Mircea, yang dibunuh dalam kudeta yang diorganisir oleh Janos Hunyadi. Hingga pada kerajaan turki mengirim Dracula untuk merebut Wallachia dari tangan kerajaan Hongaria. Saat itu Dracula berusia 17 tahun.
Aksi biadab Dracula

Dengan bantuan Turki Dracula dapat merebut tahta Wallachia. Setelah itu, sebagian besar pasukan kembali ke Turki dengan menyisakan sebagian kecil di Wallachia. Tanpa pernah di duga, Dracula murtad dan berkhianat. Dia menyatakan memisahkan diri dari Turki. Para prajurit turki yang tersisa di Wallachia ditangkapi. Setelah beberapa hari disekap diruang bawah tanah, mereka telanjang dan di arak menuju tempat eksekusi di pinggir kota. Di tempat ini seluruh sisa prajurit turki dieksekusi dengan cara di sula, yakni, dengan ditusuk duburnya dengan balok runcing sebesar lengan kemudian di pancangkan ditengah lapangan.
Dua bulan kemudian Janos Hunyadi berhasil merebut tahta Wallachia dari tangan Dracula. Namun pada tahun 1456-1462 Dracula kembali berkuasa di Wallachia. Masa pemerintahannya kali ini benar-benar masa terror yang sangat mengerikan. Yang menjadi korban aksi sadisnya bukan hanya umat Islam yang tinggal di Wallachia, tetapi juga para tuan tanah dan rakyat Wallachia yang beragama Khatolik.
Di hari Paskah tahun 1459, Dracula mengumpulkan para bangsawan dan tuan tanah beserta keluarganya disebuah gereja dalam jamuan makan. Setelah semuanya makan, dia memerintahkan semua orang yang ada ditempat itu ditangkap. Para bangsawan yang terlibat dalam pembubuhan ayah dan kakaknya dibunuh dengan cara disula. Sedang yang lainnya dijadikan budak pembangunan benteng untuk kepentingan darurat di Poenari, ditepi sungai Agres. Sejarawan Yunani Chalcondyles, memperkirakan jumlah semua tahanan mencapai 300 kepala keluarga. Terdiri dari laki-laki dan perempuan, orang tua bahkan anak-anak.
Aksi Dracula terhadap uat Islam di Wallachia jauh lebih sadis lagi. Selama masa pemerintahannya, tak kurang dari 300 ribu umat Islam yang dibantainya. Berikut ini merupakan sejumlah peristiwa yang digunakan Dracula sebagai ajang pembantaian umat Islam :
Pembantaian terhadap prajurit Turki di Ibu kota Wallachia, Tirgoviste. Ini terjadi pada awal kedatangannya di sana, setelh mengumumkan perlawanannya terhadap Turki.
Pada tahun 1456, Dracula membakar hidup-hidup 400 pemuda Turki yang sedang menimba ilmu pengetahuan di Wallachia. Mereka ditangkapi dan ditelanjangi, lalu diarak keliling kota yang akhirnya dimasukkan kedalam sebuah aula. Kemudian aula tersebut dibakar dengan ratusan pemuda turki didalamnya.
Aksi brutal lainnya, adalah pembakaran para petani dan fakir miskin Muslim Wallachia pada acara penobatan kekuasaannya. Para petani dan fakir miskin ini dikumpulkan dalam jamuan makan malam disalah satu ruangan istana. Tanpa sadar mereka dikunci dari luar, kemudian ruangan itu dibakar.
Dendam Dracula terhadap Turki dan Islam semakin menjadi. Untuk menyambut hari peringatan St. Bartholome , 1459, dia memerintahkan pasukannya untuk menangkapi para pedagang turki yang ada di Wallachia. Dalam waktu sebulan terkumpullah 30 ribu pedagang turki beserta keluarganya. Para pedagang yang ditawan ditelanjangi lalu digiring menuju lapangan penyulaan. Lalu mereka di sula satu persatu.
Aksi kejam lainnya adalah dengan menyebar virus mematikan ke wilayah-wilayah yang didiami kaum muslimin. Dia juga memerintahkan pasukannya meracuni sungai Danube. Ini adalah taktik Dracula untuk membunuh pasukan turki yang membangun kubu pertahanan selatan Sungai Danube.
Pada tahun 1462 M, Sultan Turki, Mahmed II mengirim 60 ribu pasukan untuk menangkap Dracula hidup atau mati. Pemimpin pasukan adalah Radu, adik kandung Dracula. Mengetahui rencana serangan ini. Dracula menyiapkan aksi terkejamnya untuk menyambut pasukan turki.
Sepekan sebelum penyerangan, dia memerintahkan pasukannya untuk memburu seluruh umat Islam yang tersisa di Wallachia. Terkumpullah 20 ribu umat Islam yang terdiri dari pasukan turki yang tertawan, para petani, dan rakyat lainnya. Selama empat hari mereka digiring dengan telanjang bulat dari Tirgoviste menuju tepi sungai Danube. Dua hari sebelum pertempuran, para tawanan disula secara missal disebuah tanah lapang. Mayat-mayat yang tersula tersebut kemudian diseret menuju tepi sungai. Lalu dipancang dikiri dan kanan jalan, yang membentang sejauh 10 km untuk menyambut pasukan turki.
Pemandangan mengerikan ini hamper membuat pasukan Turki turun mrntal. Namun semangat mereka bangkit saat melihat sang Sultan begitu berani menerjang musuh. Mereka terus maju, mendesak pasukan Dracula melewati Tirgoviste hingga benteng Poenari.
Pasukan turki yang dipimpin Radu berhasil mengepung benteng Poenari. Merasa terdesak, isteri Dracula memilih bunuh diri dengan terjun dari salah satu menara benteng. Sedangkan Dracula melarikan diri ke Hongaria melalui lorong rahasia. Hingga tahun 1475 M Wallachia dikuasai oleh kerajaan turki, sebelum akhirnya direbut kembali oleh Dracula yang didukung pasukan salib dari Transylvania dan Moldavia.
Dracula tewas dalam pertempuran melawan pasukan turki yang dipimpin oleh Sultan Mahmed II di tepi danau Snagov, pada Desember 1476. Kepala Dracula dipenggal, kemudian dibawa ke Konstantinopel untuk dipertunjukkan kepada rakyat Turki. Sedang badannya dikuburkan di Biara Snagov oleh para biarawan.

0 komentar:

Posting Komentar